KEMENYAN SEBAGAI POTENSI UNGGULAN DI Kab. HUMBANG HASUNDUTAN
Oleh
:
Eben EJ Sihombing
101201122
HUT 5C
PROGRAM STUDI KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA
UTARA
2013
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kemenyan
merupakan salah satu mata pencaharian utama masyarakat Humbang Hasundutan. Pohon kemenyan ini ditananam masyarakat di
lahan yang tidak ditanami tanaman pertanian. Pohon kemenyan yang mereka panen
bukan merupakan tanaman yang mereka tanam melainkan tanaman warisan dari
leluhur. Dengan kata lain pohon kemenyan yang mereka tanaman saat ini akan di
panen oleh anak cucu mereka nantinya. Kemenyan-kemenyan yang dihasilkan
masyarakat di daerah ini kemudian dipasarkan di sentra perdagangan kemenyaan.
Kabupaten Humbang Hasundutan memiliki hutan kemenyan kurang lebih seluas 5.593
ha. Sebaran tanaman kemenyan ditemukan pada 6 kecamatan dari 10 kecamatan.
Kecamatan Dolok Sanggul merupakan kecamatan yang memiliki hutan dan atau kebun
kemenyan paling luas, yaitu 1.618,5 ha diikuti Kecamatan Sijamapolang dengan
luasan 1.150 ha.
Permasalahan
Salah satu
permasalahan dalam pengelolaan pohon kemenyan adalah rendahnya pendapatan
masyarakat dari usaha kehutanan. Hal tersebut mengindikasikan bahwa peran hutan
rakyat dan hutan produksi belum berfungsi secara optimal. Melihat ketersediaan
sumberdaya yang ada, hutan kemenyan ini memiliki potensi yang sangat besar
untuk dikembangkan sebagai sarana meningkatkan pendapatan petani kemenyan
secara langsung dan meningkatkan perekonomian pedesaan secara tidak langsung.
Selain sebagai sumber pendapatan, melalui pengelolaan hutan kemenyan dapat
dijadikan sebagai sarana dalam melestarikan hutan melalui pemberdayaan
masyarakat. Oleh karena itu, dalam rangka mengembangkan dan meningkatkan
manfaat dari hutan kemenyan di Kabupaten Humbang Hasundutan ini diperlukan
penelitian-penelitian baik dari aspek ekologi maupun sosial-ekonomi petani
pengelolanya.
Selain
sistem pengelolaannya yang masih bersifat tradisional dan belum banyak disentuh
oleh upaya-upaya pengembangan, dalam hal pemasaran petani sering kali kurang
menikmati hasil dari penjualan getah kemenyan karena menerima margin keuntungan
yang lebih kecil bila dibandingkan dengan pelaku pasar (pedagang pengumpul).
Selain karena posisi tawar yang rendah, informasi harga dan pasar yang kurang
menjadi penyebabnya. Disamping itu harga getah kemenyan sering mengalami
fluktuasi terutama menjelang dan sesudah hari raya besar keagamaan. Sistem tata
niaga yang ada kurang menguntungkan petani dan harga kemenyan menjadi tidak
stabil sehingga kurang merangsang petani untuk tetap mengusahakan kebun
kemenyannya. Kondisi ini menyebabkan beralihnya sebagian besar petani kemenyan
menjadi petani tanaman semusim dan perkebunan. Kebun kemenyan menjadi terlantar
dan sebagian telah dikonversi untuk tanaman perkebunan. Petani yang masih
bertahan adalah mereka yang tidak memiliki pilihan usaha lain.
Hadirnya pihak swasta dalam pengelolaan
hutan produksi di daerah Humbang Hasundutan telah menimbulkan keresahan bagi
petani kemenyan khususnya pada petani yang lokasi kemenyannya masuk dan/atau
berbatasan langsung dengan areal konsesi perusahaan. Dengan izin yang diberikan
oleh pemerintah pusat (Kementerian Kehutanan), pihak perusahaan melakukan perluasan
areal penanaman hutan tanaman insdustri. Demi kepentingan perusahaan, hutan
kemenyan yang masuk dalam areal konsesi perusahaan ditebangi dan diganti dengan
eucalyptus sebagai bahan baku industri pulp. Situasi seperti ini sudah
terjadi dibeberapa lokasi dan berpeluang terjadi di lokasi-lokasi lain di
Humbang Hasundutan. Ancaman ini tentunya sangat merugikan petani selain karena
akan hilangnya sumber mata pencaharian ditandai dengan menurunnya jumlah
populasi kemenyan, mereka juga harus terpinggirkan (dalam hal pengelolaan
lahan).
Tujuan
Pengembangan Komoditi
Dalam
mengembangkan pengelolaan hutan kemenyan diperlukan upaya-upaya atau strategi
pengembangan. Dengan mempergunakan kerangka kekuatan dan kelemahan faktor internal
serta peluang dan ancaman dari faktor eksternal, menyediakan sebuah cara yang
sangat sederhana untuk mengkaji strategi terbaik yang dapat diterapkan. Tujuan
dari pengembangan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kehidupan masyarakat
pengelola hutan kemenyan.
BAB II
POTENSI
Secara geografis
Kabupaten Humbang Hasundutan terletak pada 02001’ – 02020’ Lintang Utara (LU)
dan 98010’ – 98038’ Bujur Timur (BT). Kabupaten ini terletak pada bagian tengah
Provinsi Sumatera Utara. Luas wilayah kabupaten Humbang Hasundutan mencapai
251.765,93 ha yang meliputi daratan dan perairan. Adapun daratan memiliki
luasan 250.271,02 ha dan perairan berupa danau (bagian dari Danau Toba) seluas
149,91 ha. Kabupaten Humbang Hasundutan merupakan daerah yang berada pada deretan
pegunungan Bukit Barisan dengan ketinggian berada pada kisaran antara 330 –
2.072 m di atas permukaan air laut. Topografi lahan Kabupaten Humbang Hasundutan
sendiri sangat bervariasi mulai dari datar, landai, miring dan curam. Sebaran
luas kawasan hutan berdasarkan fungsinya didominasi oleh hutan produksi yang
mencapai 64%, diikuti hutan lindung 33% dan hutan produksi terbatas (HPT)
sebanyak 3% dari luas kawasan hutan total. Pengelolaan hutan produksi yang ada
di wilayah administrasi Kabupaten Humbang Hasundutan sebagian besar telah
melibatkan pihak swasta dengan membangun hutan tanaman sebagai bahan baku bubur
kertas (pulp).
Potensi
getah kemenyan di Sumatera Utara cukup besar yang tersebar di beberapa
kabupaten daerah penghasil dan telah sekian lama dikenal masyarakat secara
luas. Pemanfaatan kemenyan oleh masyarakat telah menjadi sumber pendapatan
mereka terutama petani kemenyan yang tinggal di sekitar kawasan hutan. Hutan
kemenyan ini memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan sebagai
sarana meningkatkan pendapatan petani kemenyan secara langsung dan meningkatkan
perekonomian pedesaan secara tidak langsung. Oleh karena itu, dalam rangka mengembangkan
dan meningkatkan manfaat dari hutan kemenyan di Kabupaten Humbang Hasundutan
ini diperlukan penelitian-penelitian baik dari aspek ekologi maupun
sosial-ekonomi petani pengelolanya.
Potensi
kemenyan cukup besar yang tersebar di beberapa daerah penghasil dan telah
sekian lama dikenal masyarakat secara luas. Pemanfaatan kemenyan oleh
masyarakat di beberapa daerah telah menjadi sumber pendapatan mereka terutama
petani kemenyan yang tinggal di sekitar kawasan hutan. Selain itu, perdagangan
kemenyan yang berlangsung sejak permulaan abad ke-17 telah membangkitkan
pergerakan perekonomian masyarakat. Dampak dari perdagangan kemenyan tersebut
telah nyata dirasakan oleh para petani dan pedagang lokal meskipun
kontribusinya belum signifikan.
Salah
satu potensi yang diharapkan yaitu didirikannya perusahaan industri pengolah
getah kemenyan di Kab. Humbang Hasundutan. Hal ini akan berpengaruh besar
terhadap pengembangan kota Dolok Sanggul dimana faktor produksi dan jasa yang
akan diperoleh semakin besar sehingga masyarakat secara keseluruhan dapat
merasakan dampak dari komoditi ini. Dengan adanya industri pengolah getah
kemenyan masyarakat pengelola pohon kemenyan dapat merasakan akses pasar yang
cepat dan mengetahui harga pasar tanpa agen pemasaran. Getah kemenyan merupakan
komoditi ekspor yang memiliki peminat di pasar internasional. Harga dan peluang
pasarnya yang cukup prospektif seharusnya memberikan motivasi bagi berbagai
pihak untuk mengembangkan tanaman kemenyan ini. Oleh karena itu, kemenyan
diharapkan dapat dijadikan komoditi unggulan dalam pengembangan hutan rakyat dan
hutan tanama.
BAB III
ANALISIS
PENGEMBANGAN WILAYAH
Teori
Lokasi Pertumbuhan
Kabupaten
Humbang Hasundutan merupakan salah satu wilayah yang berada di Provinsi Sumatera
Utara dimana wilayahnya secara fungsional mempunyai ketergantungan antara pusat
atau inti dengan daerah belakangnya. Tingkat ketergantungan ini dapat dilihat
dari arus penduduk, faktor produksi, barang, jasa ataupun komunikasi dan
transportasi. Salah satu bentuk barang yang menghasilkan jasa yaitu pengelolaan
kemenyan dimana pengelola akan menggunakan jasa transportasi ke pasar yang akan
melakukan komunikasi langsung terhadap orang yang berada di pasar.
Output
Hasil
pengelolaan Hutan kemenyan akan dipasarkan di pasar Doloksanggul yang kemudian
akan di ekspor ke daerah lain. Kegiatan perekonomian regional yang terjadi
yaitu kegiatan basis (basis activities) dimana masyarakat mengekspor barang dan
jasa ketempat diluar batas perekonomian atau kegiatan memasarkan barang dan
jasa kepada orang yang datang dari luar perbatasan perekonomian masyarakat.
Kegiatan ini tidak terikat dengan kondisi internal.
Input
Pengelolaan
hutan kemenyan diperlukan masukan dari pemerintah terkait dengan pemasaran dan
pengelolaan huatan kemenyan. Masukan yang diperlukan berupa penyuluhan cara
penyadapan getah, penyiangan, dan teknik perlindungan tanaman dari hama dan
peenyakit tanaman. Pemberian sumbangan berupa pupuk dan alat pengelola hutan
dapat memberikan pengaruh terhadap semangat para petani sehingga dapat
mengembangkan sektor hutan rakyat.
BAB IV
TANTANGAN
Pemanfaatan
kemenyan oleh masyarakat di beberapa daerah telah menjadi sumber pendapatan
mereka terutama petani kemenyan yang tinggal di sekitar kawasan hutan.
Pengelolaan kemenyan di Sumatera Utara sebagai sentra produksi nasional relatif
belum dilakukan secara optimal dan cenderung mengalami penurunan potensi dan nilai
ekonomis pada dasawarsa terakhir ini. Penurunan ini mengakibatkan berkurangnya
produksi dan pendapatan petani kemenyan yang dapat mengancam kelangkaan
komoditi ini di masa yang akan datang. Pemanfaatan kemenyan yang diketahui oleh
masyarakat secara umum masih terbatas pada penggunaannya untuk industri rokok
dan kegiatan tradisional atau religius.
Tantangan
yang lain yaitu hadirnya pihak PT.TPL yang memiliki wilayah sektor terbesar di
Kab. Humbang Hasundutan. Sektor PT.TPL memasuki wilayah hutan kemenyan masyarakat
sehingga sering terjadi konflik antar kedua bela pihak. Pihak TPL akan menanami
pohon eukaliptus di hutan rakyat sebagai bahan baku pulp.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1.
Pengelolaan hutan kemenyan merupakan
bagian dari budaya dan kearifan lokal masyarakat khususnya petani kemenyan yang
diwariskan secara turun-temurun.
2.
Peran serta pemerintah
sangat diibutuhkan petani hutan kemenyan dalam hal penyuluhan dan pengawasan
pemasaran
3.
Sentra produksi nasional relatif belum
dilakukan secara optimal dan cenderung mengalami penurunan potensi dan nilai
ekonomis. Penurunan ini mengakibatkan berkurangnya produksi dan pendapatan
petani kemenyan
4.
Strategi pengembangan yang
direkomendasikan adalah strategi meminimalkan kelemahan-kelemahan (internal) untuk
mempergunakan, mengoptimalkan dan merebut peluang yang dimiliki (support a
turnaround oriented strategy) seperti mengintensifkan kegiatan penyuluhan
dan bimbingan teknis dari dinas kehutanan terhadap petani kemenyan, membentuk
kelompok tani dan/atau koperasi di tingkat desa, pengawasan terhadap sistem
pemasaran getah kemenyan, sistem budidaya intensif dengan pola agroforestri dan
penggunaan bibit tanaman kemenyan unggul.
Saran
Diharapkan
pemerintah Kab. Humbang Hasundutan menjadikan kemenyan (Styrax sumatrana J.J.SM)
menjadi komoditi unggulan yang dapat mengembangkan perekonomian dan kemajuan
wilayah kabupaten.
Untuk memajukan usaha menyan tentu harus di bantu dengan teknologi modren yg efektif,gampang di pakai dan ramah lingkungan, sehingga produksi getah menyan meningkat,dan teknologi telah berhasil saya ciptakan,buat yg berminat bisa hubungi saya di yunuslieputera@gmail.com
BalasHapus